Halaman

Selasa, 23 Oktober 2012

Pasca Bentrokan di Bima

Bima, WARTASumbawa.
Pasca bentrokan yang terjadi di Desa Kalampa dan Desa Samili dengan Desa Dadibou yang dibantu oleh Desa Risa dan Desa Donggo Bolo, situasi diwilayah tersebut saat ini mulai berangsur-angsur normal. Pantauan WARTASumbawa terlihat aktivitas masyarakat di kedua desa yang terlibat bentrokan sudah mulai beraktivitas seperti biasa. Namun keunikan yang muncul pasca kerusuhan yaitu adanya kendaraan polisi yang standby menunggu untuk mengantar dan menjemput pelajar SMP dan SMA menuju kesekolah masing-masing, begitujuga sebaliknya, walaupun masih ada sebagian pelajar yang diantar dan dijemput oleh orang tuanya.  


Sementara itu di dua desa yang bertikai, masih nampak pasukan dari kepolisian yang berjaga-jaga dilokasi untuk menjaga kemungkinan yang bisa saja terjadi, walaupun masyarakat sudah tidak saling serang kembali. Hal ini didasari oleh belum adanya perdamaian diantara pihak yang bertikai. Pihak kepolisian dilapangan yang ditemui WARTASumbawa juga belum bisa memastikan mengenai kepastian jadwal penarikan mundur personil kepolisian dari desa-desa yang bertikai. (WS)

Pembentukan dan Pelatihan Kader Anti Narkoba di Mataram

Mataram, WARTASumbawa. 
Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh, dalam acara Pembentukan dan Pelatihan Kader Anti Narkoba di Hotel Santosa, Selasa (23/10) menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada satu daerah pun yang dinyatakan bebas dari masalah narkoba. Sebagai konsekuensinya maka aksi Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tidak hanya menjadi tanggung jawab aparat pemerintahan dan kepolisian. Melainkan tanggung jawab semua elemen masyarakat. Pernyataan yang disampaikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Mataram, Drs. H. Khalid tersebut juga meminta agar Kader P4GN mampu menjadi garda terdepan dalam memberikan penyuluhan dan sosialisasi program P4GN ditengah masyarakat, khususnya warga Kota Mataram.

Sementara Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Mataram, Drs. H. Latif Nadjib, MM., menyatakan bahwa kegiatan pembentukan kader Anti Narkoba sebenarnya berjumlah 200 orang, namun pelatihannya dilaksanakan secara bertahap yaitu sebanyak 50 orang per-angkatan. Narasumber kegiatan ini didatangkan dari BPOM, Rumah Sakit Jiwa (RSJ), Kepolisian dan Dinas Kesehatan. Kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai bekal untuk mendorong percepatan Kota Mataram Bebas Narkoba sebelum tahun 2015. Peserta pelatihan ini sendiri berasal dari organisasi pemuda, mahasiswa, organisasi wanita, mantan pengguna narkoba, tokoh agama dan tokoh masyarakat, kepala lingkungan, serta para mubaligh se-Kota Mataram. (WS)