Halaman

Kamis, 23 Mei 2013

Rapat Pleno Penghitungan Suara Pilkada NTB 2013 KPU NTB di Hotel Sentosa.

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
KPU NTB hari ini, Kamis (23/5) menggelar rapat pleno penghitungan suara Pilkada NTB 2013 di Hotel Sentosa, Senggigi, Kab. Lombok Barat. Acara yang dihadiri oleh jajaran KPU NTB, Ketua DPRD Kab. Sumbawa, Drs. H. Suratmaji dan Kapolda NTB, Brigjen Pol. Drs. M. Iriawan, SH., M.Hum., dan seluruh tim sukses pasangan calon ini, mendapat pengawalan dari pihak kepolisian dan pasukan bantuan dari TNI.
Rapat pleno penghitungan suara Pilkada NTB 2013
Dalam sambutannya sebelum penghitungan suara dimulai, Ketua KPU NTB pada intinya menyatakan bahwa secara umum pelaksanaan Pilkada NTB pada 13 Mei 2013 lalu, sejak dimulainya tahapan hingga sidang siang ini berjalan dengan aman dan lancar. Beberapa tahapan yang diprediksikan akan terjadi hambatan, baik tahapan verifikasi, kampanye maupun penghitunngan suara, faktanya dilapangan tidak terjadi apa-apa, bahkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kondusifitas daerahnya sangat tinggi.
Sementara dalam penghitungan suara yang dimulai dari Kota Mataram dan berakhir pada Kota Bima, pasangan TGB-Amin mendominasi seluruh perolehan suara di 5 kab/kota yang ada di Pulau Lombok ditambah dengan Kab. Dompu, dengan perolehan suara total sebanyak 1.038.638 suara, sementara pasangan Zul-Ichsan berada dinomor urut dua, setelah mendominasi KSB dan Kab. Sumbawa sebanyak 620.611 suara. Kemudian disusul pasangan Harun-Muhyi yang mendominasi Kab. Bima dan Kota Bima dengan perolehan sebanyak 498.420 suara. Sedangkan juru kunci, pasangan SJP-Johan sebanyak 183.823 suara. Dengan perolehan suara ini, maka KPU NTB menetapkan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur terpilih, yaitu KH. Zainul Majdi atau dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB) dan Muh. Amin, SH., M.Si.
Seluruh saksi pasangan calon yang hadir dalam acara rapat pleno tersebut, hanya saksi pasangan Zul-Ichsan yang menyatakan akan mengajukan persoalan dugaan penyimpangan dalam pelaksanaan Pilkada NTB sekaligus akan melakukan uji materiil terhadap pasal yang menyebutkan bahwa 30% plus 1 sebagai syarat menang dalam Pilkada, karena dianggap tidak mencerminkan demokrasi. (WS)

Kamis, 16 Mei 2013

Zul-Ichsan Mendominasi di Kab. Sumbawa

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Sampai hari ketiga pasca pencoblosan, pasangan no. urut 4, yaitu Zul-Ichsan masih mendominasi perolehan suara pada Pilkada NTB 2013 untuk wilayah Kab. Sumbawa. Diperkirakan sampai dengan berakhirnya rekapitulasi penghitungan suara ditingkat kecamatan maupun kabupaten dalam waktu dekat ini, perolehan suara Zul-Ichsan tidak akan terkejar oleh pasangan calon lainnya. Sejauh ini berdasarkan perhitungan WARTASumbawa yang diperoleh dari berbagai sumber memperlihatkan dominasi Zul-Ichsan di Kab. Sumbawa, karena sampai dengan saat ini Zul-Ichsan telah memperoleh suara sementara yaitu sekitar 49,19% suara dari 331.316 pemilih, atau sebanyak 100.000 lebih suara. Sementara entry data yang telah masuk diperkirakan sudah mencapai angka 300.000 lebih suara. 
Cawagub TGB, Muh-Amin dan istri saat pencoblosan
Artinya Zul-Ichsan telah melakukan upaya yang luar biasa, sehingga membalikkan opini banyak orang bahwa pasangan TGB-Amin akan unggul di Kab. Sumbawa. Pasangan TGB-Amin sampai dengan saat ini memperoleh suara sementara sebesar 34,62% atau sekitar 79.000 lebih suara. Tidak demikian dengan pasangan Harun-Muhyi, yang sebelumnya digadang-gadang akan cukup memberikan "perlawanan' terhadap pasangan TGB-Amin, ternyata harus puas dengan posisi ke-3 dengan perolehan suara sementara sebesar 10,61% atau sebanyak 23.000 lebih suara. Kemudian pasangan SJP-Johan berada di posisi juru kunci dengan perolehan suara sementara sebesar 5,93% atau 13.000 lebih suara.
Walaupun pasangan Zul-Ichsan mendominasi perolehan suara di Kab. Sumbawa, secara keseluruhan masih belum bisa "berbicara banyak" untuk tingkat Propinsi NTB, mereka kalah jauh dengan pasangan TGB-Amin yang diperkirakan telah memperoleh suara lebih dari 30+1%, atau dengan kata lain menang hanya dalam satu putaran saja. TGB-Amin berhasil memaksimalkan perolehan suara di Pulau Lombok dan sebagian Pulau Sumbawa, sehingga kandidat pasangan lainnya masih berada jauh dibawah perolehan suara milik TGB-Amin. Namun perjuangan pasangan Zul-Ichsan patut diapresiasi sebagai bagian dari upaya demokrasi dan upaya kerja keras untuk bercita-cita membangun NTB yang lebih baik. Disisi lain, siapapun pemenangnya tentunya masyarakat NTB mengharapkan agar kedepannya bisa lebih baik dari semua segi. (WS)

Senin, 13 Mei 2013

Penghitungan Suara Sementara Pilkada NTB 2013 di Kab. Sumbawa

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Berdasarkan penghitungan suara sementara yang dihimpun dari berbagai sumber, Senin (13/5) ditemukan bahwa pasangan Zul-Ichsan untuk sementara mampu mengungguli pasangan TGB-Amin. Hal ini tidak terlepas dari beberapa "kantong-kantong" yang diperkirakan akan dikuasai oleh pasangan TGB-Amin, ternyata tidak berjalan optimal, sehingga dikuasai oleh pasangan Zul-Ichsan yang diluar dugaan mampu mengambil wilayah-wilayah yang memiliki jumlah DPT besar kecuali Kec. Sumbawa, seperti Kec. Alas, Kec. Alas Barat, Kec. Utan, Kec. Lape, Kec. Plampang, Kec. Buer, Kec. Empang, dan Kec. Lopok.
Cawagub TGB, Muh. Amin, SH., M.Si di TPS III Kel. Lempeh
Dari 24 kecamatan yang di Kab. Sumbawa, 4 kecamatan belum menyerahkan hasil rekapitulasi ditingkat kecamatan, seperti Kec. Batu Lanteh, Kec. Ropang, Kec. Unter Iwes, dan Kec. Orong Telu. Sedangkan dari sebanyak 24 kecamatan pasangan Zul-Ichsan menguasai 16 kecamatan dengan jumlah pemilih sebanyak 94.717 pemilih atau 29,50%. Disusul oleh pasangan TGB-Amin yang menguasai 4 kecamatan, yaitu Kec. Lunyuk, Kec, Sumbawa, dan Kec. Labuhan Badas, dan Kec. Moyo Utara, yang tidak cukup untuk mendongkrak suara agar mendekati perolehan suara milik Zul-Ichsan. TGB-Amin hanya memperoleh 63.688 pemilih atau 19,83%, kemudian pasangan HARUM sebanyak 21.017 pemilih atau 6,55%, dan terakhir adalah SJP-Johan sebanyak 11.609 pemilih atau 3,61.
Selain itu dari hasil penghitungan suara tersebut, tercatat sebanyak 80.541 pemilih atau 25,08% menyatakan tidak memilih atau lebih cenderung Golput. Sedangkan 11.087 pemilih atau 3,45% dinyatakan sebagai suara tidak sah. Dengan besarnya persentase dari kelompok pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golput, menandakan peningkatan dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya di Kab. Sumbawa. Sehingga hal ini perlu menjadi bahan pelajaran bagi para stakeholder yang berhubungan dengan pelaksanaan pemilu, terutama kedepan untuk menghadapi Pemilu Legislatif 2014 mendatang. (WS)

Situasi Pemungutan Suara Pilkada NTB di Kab. Sumbawa Kondusif

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Situasi pemungutan suara Pilkada NTB 2013 diwilayah Kab. Sumbawa, terutama Kota Sumbawa Besar, Senin (13/5), sejauh ini masih terbilang sangat kondusif, walaupun masih terdapat kerawanan akan munculnya persoalan terkait dengan pemilih yang tidak terdata. Namun berdasarkan pemantauan WARTASumbawa dilapangan, tidak ditemukan adanya persoalan yang serius. Hal ini tidak terlepas dari "blusukan" yang dilakukan pihak pemerintah Kecamatan Sumbawa bekerjasama dengan Muspida setempat, dan pihak penyelenggara dalam hal ini KPUD Sumbawa. 
Situasi TPS 10 Kel. Uma Sima masih kondusif
Beberapa TPS yang diperkirakan sempat memiliki kekhawatiran dalam aplikasinya justru tidak ada kendala apapun yang berarti, seperti TPS 10 Kampung Irian, Kel. Uma Sima yang terdapat sebanyak 99 orang pemilih yang tidak tercover dalam DPT wilayah bersangkutan. Nampak di TPS 10 Kampung Irian, Kel. Uma Sima, tidak tanggung-tanggung langsung dihadiri oleh Ketua KPUD Sumbawa, Suhardi So'ud, SE., dan Ketua Tim Pemenangan TGB-Amin untuk Kab. Sumbawa, yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Kab. Sumbawa, Syamsul Fikri AR, S.Ag., M.Si.
Sementara itu, dari keseluruhan kandidat dalam Pilkada NTB 2013 ini, beberapa TPS di Kab. Sumbawa yang dianggap merupakan "daerah jajahan" dari kandidat maupun tim sukses pasangan calon, ada yang meraup suara yang cukup signifikan, namun ada juga hasilnya yang diluar dugaan. Cawagub TGB, Muh. Amin, SH., M.Si., yang melakukan pencoblosan di TPS III Kel. Lempeh mendulang suara yang sangat dominan, jauh meninggalkan para kandidat lainnya. TGB-Amin di TPS tersebut memperoleh 250 suara, jauh meninggalkan kandidat lainnya, seperti Zul-Ichsan yang hanya mendapat 16 suara, HARUM sebanyak 5 suara, bahkan SJP-Johan hanya 1. Hal yang sama terjadi pula pada TPS III Desa Uma Beringin, Kec. Unter Iwes, yaitu lokasi TPS dari Ketua Tim Pemenangan TGB-Amin Kab. Sumbawa, Syamsul Fikri AR., M.Si. Di TPS tersebut pasangan TGB-Amin memperoleh 269 suara, Zul-Ichsan hanya 97 suara, HARUM 24 orang, dan SJP-Johan hanya mendapat 8 suara.
TPS XIII Kel. Brang Bara, yaitu lokasi TPS dari Ketua Tim Pemenangan HARUM, H. Ilham Mustami, S.Ag., pasangan HARUM tidak bisa berbuat banyak, dan bahkan perolehan suara TGB-Amin bersaing ketat dengan pasangan Zul-Ichsan. TGB-Amin sebanyak 124 suara, SJP-Johan 20 suara, HARUM 29 suara dan Zul-Ichsan memperoleh 99 orang. (WS)




Persiapan di TPS-TPS Menjelang Pemungutan Suara

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Pelaksanaan Pilkada NTB 2013 di Kab. Sumbawa sejauh ini tidak mempunyai kendala yang berarti dan terbilang lancar, walaupun sempat terjadi kekurangan beberapa barang logistik kebutuhan pada pilkada esok hari. Demikian Ketua KPUD Sumbawa, Suhardi So'ud, SE., memberikan pernyataannya ketika diwawancara oleh WARTASumbawa di Kantor KPUD Sumbawa, Minggu malam (12/5).
Ketua KPUD Sumbawa, Suhardi So'ud,SE.
Suhardi So'ud, SE., menyatakan pula walaupun secara umum persiapan lancar, namun dibeberapa lokasi masih memiliki kerawanan akan adanya konflik disaat pemungutan suara esok. Salah satunya adalah TPS 10 Kel. Uma Sima, yang lokasinya berada di SD 13, Kampung Irian, Kel. Uma Sima, yaitu adanya banyak masyarakat yang tidak terdata sebagai pemilih, yang mencapai sebanyak 99 orang.
WARTASumbawa yang menemui langsung Ketua RT. 02/010, Burhanuddin, S.IP yang secara kebetulan didampingi Ketua KPPS, Turino Junaedi, S.Sos., mengatakan bahwa TPS 10 merupakan gabungan dari dua RT, yaitu RT. 01 dan RT 02/010, yang terdapat sebanyak 248 pemilih. Dari 99 orang yang tidak terdaftar sebagai pemilih seluruhnya merupakan warga RT. 01/010, sementara untuk warga RT. 02/010 tidak memiliki persoalan karena telah terdata sebelumnya. 
Burhanuddin menjelaskan bahwa tidak masuknya ke-99 orang dari RT. 01/010 sebagai pemilih pada Pilkada NTB ini kemungkinan besar disebabkan oleh tidak aktifnya Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) yang mendata warga yang berhak menjadi pemilih. Persoalannya saat ini menurutnya bukan terletak pada pemungutan suaranya karena warga yang tidak terdata tersebut bisa datang ke TPS sambil membawa KTP dan KK, namun yang paling penting adalah tidak adanya surat suara sejumlah 99 buah untuk mengakomodir  warga ini, karena yang dikirimkan ke TPS adalah 248 ditambah 5 surat suara cadangan. Jadi TPS 10 masih kekurangan 94 surat suara. 
"Atas dasar itu, sebagai langkah antisipasi maka pihak KPPS maupun TPS 10 bersangkutan telah meminta kepada KPUD Sumbawa untuk bisa mengirimkan orangnya secara khusus untuk memantau proses pemungutan suara di TPS 10 agar lebih memudahkan komunikasi dan mengambil keputusan dilapangan seandainya ada persoalan besoknya',  imbuh Burhanuddin kepada WARTASumbawa.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh WARTASumbawa, menjelang pemungutan suara ini Camat Sumbawa, Mulyadi, S.Sos., didampingi Danramil Kota, Kapten A. Nurodin Hidayat, S.Sos, tengah memantau persiapan pelaksanaan pemungutan suara di TPS-TPS yang berada diwilayah Kota Sumbawa Besar. (WS)


Kamis, 09 Mei 2013

Dukung Pilkada NTB 1 Putaran, SPRS Aksi di Bundaran Jam Gadang

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Puluhan massa yang menamakan dirinya Serikat Persatuan Rakyat Sumbawa (SPRS) dipimpin Khaeruddin dan Roni, melakukan aksi dukungan terhadap pelaksanaan Pilkada NTB 1 putaran, Kamis (09/5) pagi. Aksi yang disertai dengan pembagian selebaran dan orasi ini, hanya dilakukan di Simpang Jam Gadang, lalu kembali ketempat semula mereka berkumpul, yaitu di Lapangan Pahlawan, depan Wisma Daerah. Pelaksanaan aksi ini sendiri mendapat pengawalan dari aparat Polres Sumbawa, mengingat saat ini sudah mulai masuk dalam minggu tenang sebelum pelaksanaan pemungutan suara Pilkada NTB pada 13 Mei 2013.

SPRS saat long march kembali menuju Lapangan Pahlawan
 Dalam orasinya, Korlap, Khaeruddin pada intinya menyampaikan bahwa rakyat Sumbawa harus menentukan pilihannya yang tepat kepada kandidat yang bersaing, agar pilkada dapat berlangsung hanya satu putaran. Jika sampai dua putaran maka tentu akan merugikan dari segi anggaran. Sedangkan jika berlangsung hanya satu putaran, maka diprediksikan akan menghemat anggaran sebesar Rp. 40 milyar. Khaeruddin menambahkan apabila anggaran pada putaran kedua ini bisa dialihkan untuk membangun bendungan, dan pembukaan lahan pertanian baru, serta mengoptimalkan pembangunan lainnya bagi kepentingan rakyat.
Tidak ada tuntutan yang disampaikan oleh massa, namun mereka hanya menyampaikan alasan-alasan mengapa rakyat perlu mendukung Pilkada NTB hanya 1 putaran saja, yaitu rakyat butuh kepastian cepat siapa Gubernur di NTB, dan juga dapat menghemat anggaran Rp. 40 milyar untuk biaya putaran kedua. Selain itu, pemerintahan di NTB dapat segera bekerja melayani rakyat, dan juga kandidat yang bersaing akan cepat bersatu kembali dan terhindar dari konflik. (WS)

Sabtu, 04 Mei 2013

Kampanye Terbuka HARUM di Lapangan Pragas, Sumbawa Besar

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Ratusan massa simpatisan dan pengurus DPC Hanura dan DPD Nasdem Kab. Sumbawa serta partai gurem lainnya hadir dalam acara kampanye paket pasangan Drs. H. Harun Al Rasyid, M.Si - DR. TGH. Lalu Abdul Muhyi Abidin, MA. (HARUM) di Lapangan Pragas, Sabtu (04/5). Beberapa tokoh parpol, seperti Ketua Dewan Pembina DPD Nasdem Kab. Sumbawa, Drs. H. Mahmud Abddulah dan pengurus DPC Hanura Kab. Sumbawa, seperti Akhmad Junaidi, H. Ilham Mustami, S.Ag, Hj. Rahma Jamaluddin Malik dan Dra. Rodiah, tampak berada diatas podium, menemani pasangan HARUM yang akan melakukan orasi politik dalam pencalonannya menjadi NTB 1.
Dalam kampanyenya, Ketua Pembina Perempuan Hanura, Hj, Rahma Jamaluddin Malik menyatakan apabila dibalik pimpinan yang sukses tentunya ada figur seorang istri yang mendukungnya. Oleh karena itu maka perempuan hendaknya tidak memilih pemimpin yang menyakiti hati dan dunianya perempuan. Pernyataan ini diperjelas oleh Ketua Perempuan Hanura, Dra. Rodiah yang mengajak para kaum perempuan untuk mencoblos pasangan HARUM. Lebih lanjut ia juga menyatakan bahwa perempuan perlu dihargai dan tidak dikhianati, sehingga bagi para perempuan yang anti poligami untuk memilih pasangan HARUM.
Pasangan HARUM saat kampanye di Lapangan Pragas
Sementara cawagub pasangan HARUM, DR. TGH. Lalu Abdul Muhyi Abidin, MA, dalam orasi politiknya lebih menekankan bahwa paket HARUM datang ke Sumbawa dengan hati yang penuh cinta, kebanggaan dan rasa persahabatan. Pasangan HARUM ingin menciptakan kepemimpinan rakyat dan bukan kepemimpinan feodal, selain itu tidak membangun bangunan mercusuar atau monumental tetapi menyengsarakan rakyat. Pasangan ini justru ingin mengirimkan anggaran yang ada untuk rakyat dengan mengirimkannya langsung kedesa-desa.
Cagub pasangan HARUM, Drs. H. Harun Al Rasyid, M.Si., dalam orasi politiknya bahkan memaparkan beberapa poin yang cukup pedas, terkait figur pasangan calon lainnya dengan menyatakan bahwa pemimpin yang ahli dalam pemerintahan adalah pasangan HARUM, kalau pasangan lain hanya cukup untuk menjaga ponpes atau madrasahnya saja. Oleh karena itu HARUM bisa mernagkul semua golongan, tetapi pemimpin lain hanya mementingkan kelompoknya saja. Dibagian lain, Harun juga menyorot adanya kebohongan dari pernyataan pasangan lain yang mengatakan akan merangkul semua golongan dimedia televisi, padahal justru mereka hanya memikirkan kelompoknya saja dan bukan memikirkan masyarakat. Hal yang sama yang terjadi pada pakaian yang dikenakan oleh pasangan HARUM adalah batik Sasambo yang mencerminkan pakaian nasional dari NTB. Sementara pasangan lain justru mengenakan pakaian yang berasal dari Mekkah atau Eropa, bahkan ada yang menonjolkan kesukuan. Hal ini dianggap oleh Harun diidentikkan dengan memikirkan kelompoknya saja dan bukan memikirkan masyarakat NTB. (WS)

Hindari Cafe Batu Gong Jilid II dan Pekat, Tim Opgab Turun Razia

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Tim Opgab yang dikomandani langsung Kasat Pol PP, I Made Patria, S.AP., Jum'at malam (03/5) bergerak melakukan razia kebeberapa lokasi, diantaranya lokasi bekas Cafe Batu Gong, lokasi yang diduga terjadi praktek prostitusi terselubung, dan menyasar kost-kost an diwilayah Brang Biji. Tim opgab yang terdiri dari Satpol PP, TNI dan POM, dibantu Camat Labuhan Badas, Hikmawan, SH., ini melakukan razia untuk menindaklanjuti adanya informasi yang masuk, yang menyatakan bahwa ada indikasi telah terjadi upaya menghidupkan kembali lokasi Cafe Batu Gong, dan informasi akan adanya praktek penyakit masyarakat (pekat) dibeberapa lokasi yang menjadi target operasi.
Tim Opgab saat menyasar kost-kostan
Berdasarkan pantauan WARTASumbawa yang ikut dalam rombongan Opgab tersebut, operasi dimulai dengan menuju lokasi bekas Cafe Batu Gong untuk menemukan adanya dugaan keterlibatan PNS yang disinyalir kembali memulai aktifitas yang sama seperti ketika Cafe berdiri. Namun tim tidak menemukan  fakta yang sesuai dilapangan, tetapi tim menemukan adanya aktifitas semacam warung yang berada diwilayah Dusun Sampar Maras. Dari hasil pertemuan tersebut, pihak pemilik usaha, Syarifuddin yang didampingi Kadus Sampar Maras, Zakaria dan Ketua Asosiasi Pengusaha Cafe Batu Gong, Saodah, menyatakan bahwa usaha tersebut merupakan usaha untuk menyambung hidup, karena tempat usaha miliknya berupa warung sudah dihancurkan oleh Pemkab Sumbawa pada saat pembongkaran bangunan Cafe seluruhnya di Batu Gong pada bulan Januari silam. Sementara Pemkab Sumbawa dinilainya tidak memberikan jalan keluar bagi dirinya untuk mencari lapangan pekerjaan setelah warungnya ikut terbongkar.
Setelah terjadi kesepakatan antara seluruh pihak, bahwa pihak Dusun Sampar Maras dan Asosiasi Pengusaha Cafe akan menunggu hasil keputusan dari Pemkab Sumbawa terkait tindak lanjut rencana Pemkab Sumbawa untuk menjadikan wilayah Batu Gong menjadi kawasan wisata. Sementara tim meminta kepada seluruh pihak yang terkait dengan aktifitas usaha di Batu Gong untuk menunggu hasil keputusan dari Pemkab Sumbawa.
"Memang kita temukan adanya warung, namun warung itu untuk menambah penghasilan mereka setelah kehilangan mata pencaharian, karena warungnya terbuka. Sejauh ini secara umum kondisi sangat kondusif, namun kedepan kita menginginkan mereka mengurus ijin sesuai dengan peruntukkannya, rumah makan atau restoran", ujar I Made Patria. 
Pernyataan Kasat Pol PP juga diamini oleh Camat Labuhan Badas, Hikmawan, SH., yang mendorong agar mereka segera mengurus ijin peruntukkannya sesuai zona yang ditetapkan dalam Perbup No. 11 Tahun 2012 tentang penataan kawasan Batu Gong. 
"Untuk menghindari adanya muncul kembali Batu Gong II, kegiatan yang ada masih bisa ditolerir  sehingga pada prinsipnya kami mengarahkan agar mereka bisa meminta ijin secara resmi kepada pemerintah sesuai dengan zona-zona yang ditentukan dalam Perbup No. 11 Tahun 2012. Kalau saya melihat pada prinsipnya pengusaha-pengusaha ini sadar akan hukum dan mereka menunggu apa yang menjadi keputusan pemerintah atau arahan pemerintah, mereka akan patuhi", imbuh Hikmawan.
Sementara dari hasil razia kebeberapa lokasi kost-kostan dan lokasi yang terindikasi terjadi praktek prostitusi, tim tidak menemukan satupun barang bukti yang bisa diamankan, sehingga muncul dugaan bahwa operasi ini telah bocor sebelumnya. (WS)

Kamis, 02 Mei 2013

Peringati Hardiknas, LMND Orasi di Jam Gadang

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Memperingati Hardiknas yang jatuh pada 2 Mei 2013, aktivis LMND yang dipimpin korlapnya, Khaeruddin, melakukan orasi di simpang Jam Gadang, Sumbawa Besar, Kamis (02/5). Aksi yang dimulai dengan melakukan long march dari Lapangan Pahlawan ini, dan berhenti untuk melakukan orasi di simpang Jam Gadang, mendapat pengawalan dari pihak kepolisian.

Massa LMND orasi di Simpang Jam Gadang
Dalam pernyataan sikap yang disebarkan kepada masyarakat, LMND mengkritisi kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan keterbatasan biaya bagi anak yang kurang mampu, membuat pendidikan dinegara ini menjadi suatu masalah yang kompleks. Dibutuhkan peran dari pemerintah dalam membangun pendidikan, padahal didalam konstitusi tertinggi dinegara kita yaitu UU 1945 pasal 31 ayat 1 sudah sangat jelas mengatakan bahwa setiap warga masyarakat Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan kualitas. Namun masih terdapat kesenjangan kualitas pendidikan antara sekolah di kota dengan sekolah yang ada di daerah-daerah pedesaan. Artinya banyak anak-anak usia sekolah yang belum mendapatkan pendidikan yang layak, atau bahkan tidak sama sekali. Jangankan didaerah pedalaman, di ibukota sekalipun masih dapat ditemukan anak-anak yang tidak sekolah, karena tuntutan ekonomi dan kesadaran akan pentingnya pendidikan.
LMND berharap agar peran pemerintah dapat lebih fokus dalam mementingkan kebutuhan pendidikan bagi anak-anak, serta kecermatan pemerintah dalam mengembangkan potensi anak, karena tidak sedikit anak-anak yang berpotensi tidak mendapat perhatian dari negara. Akan tetapi justru lebih mendapat perhatian dari negara lain.
Sementara itu, terkait dengan peringatan Hardiknas kali ini, LMND menuntut dua hal, yaitu jalankan amanat Pasal 33 UUD 1945 sebagai jalan keluar terhadap kondisi negara kita yang carut marut, dan berikan pendidikan yang gratis, ilmiah, demokratis serta berkualitas kepada warga negara Indonesia.
Informasi yang diperoleh WARTASumbawa bahwa aksi yang seharusnya dilakukan juga di Kantor Diknas Kab. Sumbawa batal dilakukan, karena menurut salah satu sumber menyatakan bahwa aksi tersebut dibubarkan oleh aparat karena tidak mengantungi ijin dari Polres Sumbawa. (WS)