Halaman

Senin, 21 Januari 2013

Suami Ditahan di Polres, Istri "Demo" PT. NNT

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Belasan warga yang terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak, Senin siang (21/01) secara tiba-tiba melakukan aksi duduk didepan kantor perwakilan PT. NNT Sumbawa Besar, sambil membawa peralatan masak dan segala kebutuhan sehari-hari, seperti beras, ikan dll. Aksi ini merupakan bagian dari aksi solidaritas yang bertujuan untuk mendesak pihak aparat kepolisian Polres Sumbawa bisa segera membebaskan suami atau ayah mereka, karena mereka menilai bahwa tidak ada alasan yang jelas menyangkut penangkapannya.
Aksi ibu-ibu di depan kantor perwakilan PT. NNT
"Suami saya ditahan, apa salahnya?, buktinya yang bakar itu tidak ada. Kalau ada bukti, tidak apa-apa berapa tahunpun ia masuk penjara", tutur Isah, istri A. Latif Makasau, yang menurutnya sudah ditahan di Polres Sumbawa.
"Kalau suami kami ditahan, jelaskan alasan mereka ditahan. Kalau memang ditahan, apa penyebabnya. Ini yang sedang kami caritahu", tambahnya.
Para istri dari warga yang diamankan pada sabtu lalu ini menilai bahwa apa yang dilakukan oleh suami mereka adalah untuk membela masyarakat, yaitu meminta PT. NNT untuk dapat memberikan bantuan berupa pupuk, benih padi dan alat-alat pertanian. Namun sejauh ini proposal yang disampaikan kepada pihak perusahaan pertambangan ini belum mendapat jawaban pasti.
Sementara itu, aksi damai belasan wanita ini tidak diketahui secara pasti sampai kapan berlangsung. Apabila para suami yang ditahan ini dibebaskan, maka hari itu pula mereka akan langsung pulang ke desanya.
"Kami tidak tahu berapa lama kami akan bertahan. Kalau mereka bebas hari ini, langsung kami pulang. Kasian anak-anak. Kami yakin kalau suami kami tidak bersalah", urai Isah kembali yang diamini oleh para ibu-ibu lainnya.
Terkait dengan keyakinan para ibu-ibu bahwa suami mereka tidak bersalah, dilatarbelakangi oleh kejadian dilapangan bahwa pengambilan barang bukti untuk menjerat suami mereka diperoleh petugas didalam rumah, dan bukan dilokasi pada saat terjadinya aksi penghadangan dimaksud.
"Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap penahanan suami kami, kami juga tidak mencuri dan tidak membakar. Barang yang diambil itu ada dalam rumah saat saya tidak ada dirumah, dan tidak dilapangan. Tiga orang polisi masuk kedalam rumah, dua yang masuk (mengambil barang) dan satu tinggal dipintu. Atas kejadian itu, dua anak saya sampai sekarang sakit, tidak bisa sekolah", timpalnya. (WS)