Halaman

Rabu, 23 Januari 2013

Aksi Kriminal, Polisi Tangkapi Para Pelaku yang Diduga Penjarah

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Aksi penjarahan yang berlangsung sejak rabu siang (23/01) sampai dengan sore, rupanya cukup membuat jengah aparat kepolisian, mengingat para pelaku dengan santainya tanpa memiliki perasaan bersalah membawa barang jarahannya tanpa ada penolakan dari aparat. Hal ini membuat pada malam sampai dengan dini harinya sekitar pukul 03.00 Wita, aparat Brimob Sumbawa yang telah mendapat bantuan dari Kompi Brimob Bima dan Jawa Timur akhirnya melakukan penyisiran dan sweeping terhadap para pelaku penjarahan yang sempat membuat lumpuhnya sektor perekonomian kota Sumbawa Besar. Didukung oleh TNI, pihak Brimob melakukan sweeping terlebih dahulu di areal depan Pasar Seketeng lalu kemudian bergerak menuju Simpang Jam Gadang, dan seterusnya. Selama 3 jam pelaksanaan penyisiran dan sweeping ini, pihak Brimob telah mengamankan hampir sebanyak 90 orang yang diduga menjadi pelaku penjarahan dan diangkut dengan truk Dalmas menuju Kantor Bupati Sumbawa.
Rumah yang terbakar di Jl. Baru Uma Sima.
Aksi penjarahan kembali terjadi pada siang harinya, ketika sebuah toko milik warga etnis tertentu diduga akan dirusak dan dijarah oleh para pelaku penjarahan. Sebelum kehadiran dari pasukan Brimob dan TNI, massa sudah sempat masuk dalam toko, dan kemudian membawa lari beberapa barang untuk disembunyikan. Namun aksi ini tidak begitu lama dilaksanakan, setelah sebanyak 2 peleton Brimob dan TNI dikerahkan untuk menghindari terkonsentrasinya aksi massa di sepanjang jalan protokol Jl. Garuda. Bahkan sampai untuk membubarkan massa tersebut, pihak aparat terpaksa mengeluarkan tembakan peringatan ke udara.
Dalam aksi kali ini, tim reskrim Polres Sumbawa yang juga diturunkan didekat lokasi telah mengamankan dua orang remaja yang diduga melakukan penjarahan. Penangkapan ini sendiri tidak terlepas dari peran masyarakat sekitar dengan memberikan laporan terhadap adanya oknum warga yang membawa barang jarahan. Sementara itu, menurut informasi yang diperoleh WARTASumbawa bahwa ke-90 orang massa ini akan dilakukan pemisahan, karena diyakini tidak semua warga merupakan pelaku penjarahan. (WS)

Mediasi Rombongan Kapolda NTB di Desa Brang Rea, Kec. Moyo Hulu


Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Aksi kerusuhan yang melanda Kota Sumbawa Besar, sangat berkaitan erat dengan tewasnya Almh. Arniyati, warga Desa Brang Rea, Kec. Moyo Hulu yang diduga akibat kelalaian seorang oknum polisi. Atas dasar hal tersebut, rombongan Kapolda NTB, Brigjen M. Iriawan yang didampingi Wagub NTB, Ir. H. Badrul Munir, dan Bupati Sumbawa, Drs. Jamaluddin Malik, berangkat menuju desa korban untuk melakukan mediasi, selasa malam (22/01). Rombongan langsung diterima diatas rumah panggung oleh ayah dan ibu korban, Hamid Saleh dan Hadiyatullah, yang difasilitasi oleh Kapolsek Moyo Hulu, Iptu. Syaogi Ansar, yang juga turut naik ke atas rumah panggung.
Suasana mediasi rombongan dengan keluarga korban
Dalam mediasi yang berjalan singkat sekitar 45 menit dan dipenuhi dengan suasana keakraban tersebut, pihak keluarga pada intinya menyatakan bahwa ikhlas menerima kematian korban dan tidak menuntut, akan tetapi tetap meminta agar proses hukum terhadap oknum polisi dapat dilakukan secara transparan dan tidak melindungi oknum anggotanya sendiri. Kapolda NTB, Brigjen M. Iriawan, dalam tanggapannya juga memberikan jaminan bahwa korps baju coklat ini akan menindaklanjuti permasalahan yang menyeret salah seorang anggotanya, dan bahkan secara gamblang memberikan kesempatan kepada pihak keluarga untuk turut dalam mengawasi proses hukumnya.
Sementara itu, untuk memberikan dukungan terhadap keluarga korban, Bupati Sumbawa, Drs. Jamaluddin Malik menyampaikan bahwa akan memberikan support kepada pihak keluarga, bahkan apabila dipandang perlu akan mendampingi dalam setiap proses hukum terhadap oknum polisi ini. Dalam penyampaiannya, Bupati Sumbawa sekaligus juga meminta kepada pihak keluarga korban untuk tetap menjaga kondusifitas daerah.
Setelah acara mediasi berlangsung, rombongan langsung bertolak kembali menuju Kota Sumbawa Besar dengan pengawalan dari TNI/Polri.
WARTASumbawa mencatat sebuah hal menarik pada saat melakukan wawancara dengan beberapa warga masyarakat di desa tersebut, salah satu hal tersebut adalah adanya pernyataan dari warga bahwa tidak ada upaya mobilisasi massa yang dilakukan untuk diarahkan ke Sumbawa Besar, karena saat ini warga masyarakat sendiri sedang menghadapi musim tanam. (WS)