Halaman

Selasa, 18 Juni 2013

PRM Bima Tolak Kenaikan Harga BBM

Bima, WARTASumbawa.
Aksi penolakan kenaikan BBM dan BLSM kembali dilakukan oleh puluhan massa yang tergabung dalam Persatuan Rakyat dan Mahasiswa (PRM), di Kota Bima, Selasa (18/6). Hujan yang turun terus menerus tidak menyurutkan massa aksi untuk menggelar demonstrasi di 4 lokasi yang akan mereka sasar, yaitu perempatan Gunung Dua, SPBU Taman Ria, Kantor DPRD Kab. Bima, dan Pemkot Bima. PRM kali ini merupakan gabungan dari berbagai elemen, antara lain LMND, KSP, SMI, PAGAR dan ALIANSINDO. Tuntutan yang mereka akan sampaikan selain dari penolakan tegas terhadap kenaikan harga BBM dan BLSM, juga meminta nasionalisasi aset-aset asing untuk kesejahteraan rakyat, sita aset para koruptor, turunkan harga barang, cabut UU No. 22/2001 yang kontradiktif dengan UUD'45 pasal 33 ayat 1-5, musnahkan imperialisme di Indonesia, cabut UU PMA, dan terakhir sebagai tuntutan pamungkas adalah meminta SBY-Boediono untuk mundur dari jabatannya karena telah gagal mensejahterakan rakyatnya. 
Massa aksi PRM sebelum melakukan long march ke lokasi
Aksi massa yang dikomandani korlapnya, Suprindo, diawali dengan melakukan aksi di perempatan Gunung Dua, kemudian bergerak menuju SPBU Taman Ria dan melakukan orasi. Aksi dilanjutkan mengarah ke Kantor DPRD Kab. Bima untuk bertemu dengan para anggota dewan. Namun massa aksi gigit jari manakala mereka menemukan tidak ada satupun anggota dewan yang berada diruangan kantornya. Tiga orang perwakilan massa yang diijinkan masuk ke kantor DPRD Kab. Bima untuk mengecek langsung kesemua ruangan memastikan keberadaan anggota dewan, langsung keluar bertemu dan menyampaikan perihal kekosongan tersebut kepada para koleganya. Menurut informasi yang disampaikan pihak Setwan bahwa seluruh anggota dewan sedang berada diluar kota, antara lain Palembang dan Pulau Seribu.
Kecewa setelah mendapati kantor DPRD Kab. Bima kosong,massa  bergerak kembali menuju perempatan Gunung Dua untuk kembali melakukan orasi. Namun sekitar pukul 13.00 Wita, massa berangsur-angsur membubarkan diri, tetapi mereka berjanji akan menurunkan massa kembali dengan jumlah yang lebih besar. Berdasarkan pengamatan WARTASumbawa, jalannya aksi masih tertib dan aman. Tidak terjadi konflik fisik antara aparat dengan massa aksi. (WS)