PT. NNT harus bertanggungjawab terhadap adanya kerusakan peradaban lokal di Sumbawa, dan juga harus bertanggungjawab karena telah gagaldalam meningkatkan taraf hidup masyarakat yang sudah berharap banyak dengan keberadaan perusahaan pertambangan ini. Demikian sepenggal orasi yang disampaikan Korlap Forum Komunikasi Pergerakan Pembelaan Sumbawa (FKPPS), Abdul Haris Munandar didepan Kantor Perwakilan PT. NNT Sumbawa Besar, Senin siang (17/12) yang dimulai sekitar pukul 11.00 WITA.
Sedangkan tuntutan yang disampaikan oleh FKPPS, yaitu PT. NNT diharuskan antara lain membangun infrastruktur di Dodo-Rinti, menghentikan rencana pembangunan konveyor dari Dodo-Rinti ke Batu Hijau sepanjang 76 km, melaksanakan rekrutmen tenaga kerja secara transparan, sepakat merubah KK tahun 1986 dengan KK baru atas nama Dodo-Rinti, memisahkan administrasi dan manajemen antara Dodo-Rinti dengan Batu Hijau, dan memberikan kompensasi yang layak kepada masyarakat lokal sebagai ganti rugi atas dampak kerusakan lingkungan dan kearifan lokal.
Dalam aksi tersebut, sempat akan terjadi pembubaran paksa oleh petugas kepolisian ketika massa hendak memaksa melakukan penyegelan menggunakan rantai dan gembok yang telah disiapkan sebelumnya. Namun penyegelan tidak jadi dilakukan, massa hanya melakukan pelemparan plastik berisi air bekas ikan. Massa berjanji akan melakukan aksi kembali pukul 14.00 WITA, tetapi berdasarkan pantauan WARTASumbawa sampai pukul 15.00 WITA, tidak terlihat aktifitas apapun didepan Kantor Perwakilan PT. NNT Sumbawa Besar. Massa juga berjanji akan melakukan aksi serupa selama 3 hari, dimulai hari ini sampai rabu lusa. (WS)