Halaman

Kamis, 24 Januari 2013

Seluruh Cafe Batu Gong Dibongkar

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
Seluruh bangunan Cafe dan juga warung kecil atau rombong yang berdiri sepanjang jalur jalan diwilayah Batu Gong, Dusun Empan, Desa Labuhan Badas, Kec. Labuhan Badas, saat ini hanya menyisakan puing-puing batu dan kayu yang telah diratakan oleh mesin excavator. Aksi penggusuran dan pembongkaran seluruh bangunan cafe ini dilakukan oleh Pemkab. Sumbawa yang dipimpin langsung dilapangan oleh Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Arasy Muhkan, Kamis (24/01), yang didukung oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh ormas dll. 
Pembongkaran Cafe Nyale di Batu Gong
Pembongkaran ini dimulai dari arah barat, yaitu Cafe Mandalika yang ditemui pertama kali oleh Satpol PP dan TNI sudah rusak terbakar, diduga cafe tersebut telah habis terbakar oleh massa pada saat aksi kerusuhan pada 22 Januari 2013 lalu. Selanjutnya satu persatu bangunan cafe mulai dari perbatasan antara kawasan wisata Batu Gong sampai dengan cafe yang berada didekat pemukiman penduduk di Dusun Empan. Bahkan warung-warung yang biasanya menjual makanan ataupun kios tidak luput dari upaya pembongkaran.
Pembongkaran bangunan cafe disepanjang wilayah Batu Gong dianggap oleh sebagian ormas dan tokoh masyarakat maupun tokoh agama harus dilakukan, karena sesuai dengan surat Bupati tanggal 7 Januari 2012 lalu yang secara resmi menutup beroperasinya cafe-cafe, juga dianggap sebagai sumber permasalahan bagi masyarakat Sumbawa secara umum, terutama pasca kerusuhan di Kota Sumbawa Besar yaitu cafe di Batu Gong dinilai menjadi asal muasal tewasnya salah seorang warga Desa Brang Rea, Kec. Moyo Hulu. Apalagi momen ini adalah hari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam upaya pembongkaran ini, sempat terjadi penolakan oleh sebagian masyarakat yang keberatan atas pembongkaran yang dilakukan oleh Pemkab Sumbawa, selain mereka ada yang mengantongi ijin juga pengumuman yang diinformasikan kepada mereka sangat singkat, yaitu hanya H-1 saja. Namun keberatan dan penolakan warga ini tidak mendapat perhatian dari tim pembongkaran dilapangan, sehingga banyak pemilik yang hanya duduk terdiam dan memandangi bangunan mereka rata dengan tanah. (WS)