Halaman

Sabtu, 01 Juni 2013

Aksi Tolak Kedatangan RI-2 oleh FKR

Sumbawa Besar, WARTASumbawa.
FKR yang dipimpin Rustam Effendi memenuhi janjinya untuk mengadakan aksi menolak kedatangan RI-2, Sabtu (01/6), setelah sebelumnya melakukan aksi serupa di Simpang Jam Gadang dan Bandara Sultan Kaharuddin III. Sebanyak belasan massa FKR yang merupakan gabungan dari KOKAM, SPAS, OPM, LMND, JANKIS, MAPALA LESTARI, dan GERPAD, menggelar aksi long march sambil berorasi, dengan bergerak dari titik awal di SMA Samawa atau kampus UNSA lama, depan kantor PT. Telkom Sumbawa menuju Simpang Pasar Seketeng. 
Aksi FKR dengan melakukan long march sambil orasi
Dalam pernyataan sikapnya yang disebar pada saat aksi, FKR menyatakan bahwa praktis sejak Orde Baru sampai dengan reformasi sekarang ini, nilai-nilai Pancasila hanya menjadi benda pusaka yang disimpan oleh pemerintah dalam peti besi. Apa yang tercantum dalam nilai-nilai Pancasila hanya mimpi belaka karena pemerintah dan partai-partai hanya melahirkan para koruptor dan merusak nilai-nilai Pancasila itu sendiri.
Lebih lanjut FKR menegaskan apabila kedatangan Boediono ke Sumbawa seharusnya ditangkap dan diadili untuk mengembalikan uang rakyat yang telah dirampoknya. Penyambutan Boediono yang berlebihan adalah luka bagi warga Sumbawa karena beberapa rute ditutup, dan menghambat warga Sumbawa untuk mencari rezeki seperti pedagang bakulan dilarang untuk berjualan dijalur yang dilewati dan hampir semua toko-toko ditutup. Sementara Pemda Sumbawa yang gila hormat pada atasannya adalah cerminan bahwa Pemda Sumbawa tidak berpihak kepada rakyat miskin, dan malah berpihak kepada koruptor perusak dan memiskinkan rakyatnya. Sementara FKR dalam tuntutannya menyatakan a.l menolak kenaikan harga BBM, menghukum para koruptor termasuk Boediono, naikkan harga komoditi petani (gabah, jagung, dll), tolak UU Perguruan Tinggi, nasionalisasi aset-aset asing, dan bangun bendungan bukan pertambangan. 
Aksi FKR pada akhirnya dibubarkan aparat kepolisian dari Polres Sumbawa, yang sebelumnya juga telah melakukan negosiasi dengan FKR untuk tidak melakukan aksinya lebih lama lagi. Nampaknya pihak Polres Sumbawa juga tidak main-main untuk mengamankan kedatangan RI-2 ke Kab. Sumbawa, mengingat kehadiran orang nomor dua di republik ini merupakan kehadiran pertama kali pasca era reformasi. Hal ini tampak pada kehadiran beberapa petinggi Polri di Polda NTB, selain Kapolda NTB, yang juga turut aktif mengamankan situasi dan kondisi menjelang saat-saat kedatangan RI-2. Aksi FKR secara keseluruhan berjalan dengan tertib, tanpa ada bentrokan yang berarti, jauh dari seperti apa yang diprediksikan sebelumnya. (WS) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar